Monday, April 30, 2012

ANTARA MIMPI DAN LOGIKA

Saat ini aku berada di ambang batas yang tak bisa ditembus oleh siapapun. Bahkan diriku sendiri pun tak tahu. Ingin rasanya sekejap menghilang dari peradaban, tapi itu namanya lari dan menghindar dari kenyataan.. Tapi ketika aku bertahan pun aku merasakan kejenggalan dalam hati dan pikiranku. Mimpi, apa artinya mimpi? Seindah apa mimpiku? Seperti apa mimpiku? Kadang aku memang yakin dengan mimpi-mimpi indahku yang pasti akan kugenggam, tapi kadang ingin rasanya aku mebuang mimpi2ku.. Tau kenapa? Karena terlalu banyak bermimpi terlalu banyak ku berharap. Dan semakin ku terlena akan harapan-harapan semu.
Aku merindukan puncak gunung, hmparan laut luas dimanapun aku bisa berteriak bebas, melepaskan beban. semakin kesini perjalananku semakin berat. Aku rindu berada disamping orang-orang yang mencintaiku dan mengertiku dengan tulus. Orang-orang yang selalu mencoba menyenangkan dan menenangkan hatiku saat aku jenuh. Orang yang membangkitkan semangatku ketika aku jatuh. Tapi kurasa aku sudah kehilangan semua itu.
Hari ini aku ingin bermimpi, bermimpi indah bersama orang-orang yang menyayangiku. Berjalan bersama ibuku,,,Aku ingin sejenak melihat ayahku  menanyakan kabarku, berjalan denganku dan membimbingku. Aku ingin di kanan dan kiriku ada mereka yang selalu menasihatiku ketika aku salah dan membelaiku ketika aku terluka. Saat disini, senang rasanya melihat temanku ditelpon ibunya, ayahnya meski hanya menanyakan kabar. Senagng sekali rasanya,.
Saat aku kembali pada logikaku, aku tau semua itu tak kan terjadi padaku lagi. Aku hanya orang yang hidup sendiri tanpa kedua orang tua. Ibu, engkau satu-satunya orang yang menyayangiku dengan tulus tapii ku tahu engkau kini sudah bahagia di surga. Dan ayah, sesosok orang yang biasanya dibanggakan oleh semua anak, tapi tidak deenganku. Entah kenapa aku tak pernah mengerti ayahku. Bagiku ia hanya orang biasa, bukan orang luar biasa. Meski aku masih punya ayah, tapi aku seperti hidup tanpanya. Tak pernahkah ia peduli akan diriku? Tahukah ia bagaimana kabarku?apa yang terjadi padaku? Kurasa tidak..Biarkan ia melakukan apa yang ingin dilakukannya,,,
Mungkin dari kecil aku memang tidak dekat dengannya dan tidak terlalu mau dekat dengannya, dan itupun sampai saaat ini..Ibu, satu-satunya orang yang dekat denganku.Ibu, engkau sungguh Hebat bisa menahan semua beban berat kehidupan. Aku ingin sepertimu hingga akhir nanti. Tapi ibu, kali ini aku merasa di ujung keterbatasanku. Saat ini tak tahu pada siapa aku bercerita, dan aku hanya bisa bercerita padaamu lewat tulisanku. Ibu,, Kuatkanlah diriku...Aku sangat mencintaimu dan merindukanmu...........


No comments:

Post a Comment