Friday, June 10, 2016

(REVIEW) THE ARCHITECTURE OF LOVE

Saat anak ika natassa yang ke delapan dilahirkan dengan cara yang berbeda melalui Pollstory Twitter dimana pembaca memiliki kesempatan ikut dalam menentukan plot cerita. Menurut saya ini adalah cerita yang unik. Ketika di akhir tahun 2015 pollstory The Architecture of Love dimulai, hari Selasa dan Kamis adalah hari yang ditunggu. Di hari itu saya akan bisa bertemu dengan sosok River Jusuf dan Raia Risjad. I'm very excited when that day comes like waiting one of korean drama every week.
Raia Risjad seorang penulis yang kehilangan muse-nya memilih pergi ke kota New York dan tinggal bersama sahabatnya Erin untuk mencari inspirasi. Tapi hari demi hari ia lewati dengan lembaran kosong tanpa sepatah katapun yang tertulis. Hingga suatu hari ia dipertemukan dengan sosok River Jusuf di sebuah pesta tahun baru. Sosok River yang duduk di ruangan gelap dengan gayanya yang dingin, sorot mata yang tajam namun tidak bengis. Raia pergi menyusuri Central Park untuk melihat orang bermain ice skating di Wollman Skating rink untuk mengamati orang dan mencari inspirasi, kemudian disanalah takdir kembali mempertemukan  mereka yang kemudian membuat Raia semakin penasaran dengan kehidupan lelaki itu. Perlahan-lahan mereka mulai berbagi cerita dan keliling new york bersama. Keduanya memiliki kegiatan masing-masing dan juga masih terjebak dengan masa lalu. Raia dengan tulisannya dan River dengan gambar sketsa gedungnya. Alasan River ketika keliling bersama raia adalah, "Because you're as lost as I am, Raia. And in a city this big, it hurts less when you're not lost alone".
Ketika pollstory berakhir, saya masih ingin cerita lebih dari River dan Raia. Kedua sosok ini sangat nyata. hingga kemudian kak ika memutuskan untuk membukukan ini. Saya semakin tidak sabar dan tibalah saat preorder. Berperang untuk mendapatkan buku The Architecture of Love. Luar biasa sekali. Ini pertama kali saya ikut PO buku ika natassa, biasanya sih nunggu di toko buku. Setelah dapet bukunya, alhamdulillah bahagia haha..
Ceritanya sebenarnya ringan tapi tak pernah terduga, dan itu yang membuat saya semakin ingin baca, baca dan baca. kelanjutan cerita Raia dan River yang bikin dag dig dug. Antara masa lalu dan saat ini. Dan kemudian saya merasakan bahwa kerinduan yang tak terungkapkan adalah perasaan yang menyakitkan. Well, I love this story.
Di cerita ini pembaca tidak hanya disuguhkan dengan kisah River-raia, tapi juga indahnya persahabatan Raia-Erin dan indahnya kota New York. Detail setiap tempat di new york yang menjadi latar cerita disuguhkan dengan nyata disertai gambar. It's beautiful city. Buat yang masi belum baca, saya yakin ketika kalian mendapatkan buku ini di toko buku nantinya kalian tak akan kecewa.

Selamat membaca!