Monday, September 2, 2013

SOSOK SANG KAKAK



Teruntuk pembaca setia yang tak kutahu siapa, mohon maaf lama tidak update. O iya ini juga masih suasana lebaran. Mohon maaf lahir dan Batin ya...
Tentang tema yang saya angkat dalam tulisan saya kali ini adalah sosok seorang kakak. Mungkin salah satu pembaca saya adalah sosok seorang kakak. Jujur disini saya bukan seorang kakak, tapi saya seorang adik, tapi saya tertarik untuk menyeruakkan kisah tentang sosok seorang yang sering temui dalam kehidupan saya. Jika pembaca saya seorang adik, maka sedikit renungkanlah apa yang saya tulis, mungkin kakak kalian adalah salah satu sosok yang saya tuliskan.
Ketika masih kecil, seorang adik kadang seringkali mengikuti kakaknya. Apapun yang kakaknya lakukan rasanya si adik ingin ikut kemanapun kakak pergi. Tapi terkadang kakak merasa risih karena perjalanannya tidak bebas. Ia harus membiarkan adiknya mengikutinya atau kalau tidak ia bisa dilempar sandal oleh ibu mereka. Iya tidak? Hehehe...Waktu asyiknya bermain si kakak dan adik, bercanda dengan berlebihan hingga akhirnya si adik menangis. Siapa yang salah? Pasti kakak yang pertama disalahkan, pertama dimarahi. Iya tidak? Maka wajar saja ketika terkadang kakak memukul adiknya, lhawong kakak lebih sering dipukul oleh orang tuanya.
Ketika beranjak dewasa kedekatan seorang kakak dengan adiknya sudah sedikit mulai berbeda, bahkan bisa dibilang sedikit lebih jauh karena semua mulai menjelajah kehidupan masing-masing. Jika Anda punya seorang kakak, apakah ketika di rumah Anda sering berantem dengan kakak Anda? Saling melempar bantal? Atau saling mengumpat satu sama lain? Itu hal yang biasa. Bahkan itu menunjukkan rasa sayang satu sama lain. Coba tengok kisah kakak adik berikut ini yok! Chek it out!
***
Ada seorang anak yang saat ini tinggal bersama kakaknya. Tapi kondisi saat  ini sudah berbeda dari yang dulu. Sewaktu kecil sang kakak suka jahil sama adiknya, bahkan suka membuat adiknya sampek nangis. Beranjak dewasa, sang kakak juga sering memarahi adiknya. Mungkin  sewaktu dimarahi adik merasa nggak adil, kenapa sih si kakak bertingkah seperti ini? Apa salahnya si adik.. Tapi ketika beranjak dewasa adik mulai sadar, ia dimarahi karena ada yang salah darinya. Kakak hanya menegur kita, tapi mungkin caranya berbeda. Kakak hanya ingin adiknya tidak menempuh jalan yang sama salahnya dengan dia. Ia hanya ingin adiknya menjadi sosok yang lebih baik, lebih bijaksana dan lebih sukses darinya.
Seorang kakak semakin dewasa akan bertindak seperti orang tua, bahkan bisa lebih dari itu. Sosok seorang kakak yang saya kenal, ia bisa memiliki banyak peran. Ia bisa menjadi sosok ayah, ibu dan juga teman bagi adiknya. Ketika kakak adik ini kehilangan sosok seorang ibu, maka sang kakak yang langsung menggantikan peran sang ibu. Saya mengenal seorang kakak perempuan yang keras namun sangat ceria. Berulangkali saya dengar perdebatan sengit antara sosok sang kakak dan seorang ayah. Tapi sosok kakak ini hebat, ia bisa melawankerasnya sang ayah.
Banyak nasihat yang sering saya dengar dari seorang kakak “Kita ini Cuma tinggal 2 bersaudara, ibu sudah wafat, ayah sudah tidak mau peduli. Bagaimanapun kalau ada masalah ya Cuma kita berdua yang harus saling membantu. Paling tidak sekarang kita masih bisa bertahan hidup. Sekolahlah yang pintar, cari uang yang halal dan cari jodoh yang mapan. Nggak harus jadi orang  kaya, paling tidak bisa menghidupi dirimu. Syukur-syukur kalu bisa menghidupi orang lain.  Kalau sekarang butuh apa-apa bilang saja ke kakakmu ini. Kalau ada ya kakak kasih kalau nggak ada ya kakak usahakan”. Ya ketika kata-kata itu terucapkan dari seorang kakak saya merasa sosok seorang ibu telah menjelma di dalam dirinya yang kadang membuat sang adik merasa terobati rindunya terhadap sosok ibu.
Ketika musim lebaran tiba, tangan yang pertama kali kamu sentuh untuk sungkem adalah kakakmu karena ia sosok ibu dan juga ayah saat ini. Kakak itu hebatnya luar biasa, berjuang keras untuk memenuhi kehidupan. Di saat sang ayah yang tak lagi mau peduli, kakak masih melindungi.
Kakak, terimakasih untuk semuanya. Semoga adik bisa membanggakanmu selalu.

No comments:

Post a Comment