Thursday, May 3, 2012

Sejuta Rindu dalam Hati untuk Ibunda Tercinta


 Ibu…
Tanpa kusadari waktu berjalan begitu cepat. Apakah Engkau tahu Ibu? Kini anakmu telah beranjak dewasa. Aku bukan lagi bayi yang bisa Engkau timang, Engkau manja dan Engkau tuntun. Kini anakmu ini bisa berdiri berjalan dan bediri tegak. Aku bisa menjadi seperti semua karena Engkau Ibu… Bahkan hingga saat ini aku bisa menempuh pendidikan setinggi ini karena perjuanganmu. Dengan sabar Engkau membimbingku, dengan ketulusanmu Engkau menjaga dan mendoakanku. 
Ibu…
Tak terasa sudah dua tahun aku merantau di kota orang demi pendidikan. Dan hampir dua tahun juga aku tidak bersamamu. Sungguh aku ingat saat-saat indah bersamamu waktu terdengar kabar bahwa anakmu ini berhasil dterima di Perguruan Tinggi Negeri tanpa biaya sedikitpun. Hari itu 15 Mei 2010, saat hujan turun aku, Engkau dan kakak bercengkerama bersama. Saat itu aku hanya pasrah, menunggu hasil yang kemungkinan akan keluar di esok hari. Dan saat itu Engkau masih berbaring di atas ranjang. Dan tiba-tiba HP berdering, ada seorang teman memberi kabar bahwa aku resmi diterima. Dan saat itu juga Engkau memelukku penuh bahagia. Air mata bahagia menetes di pipimu dan pelukan hangatmu begitu erat terasa. Engkaupun berkata, “ Nduk, kamu harus jadi anak pintar ya dan cari pekerjaan yang bagus, Jangan seperti ibumu ini yang SD aja ndak lulus. Sinau sing rajin ya nduk”. Kata-katamu itu selalu terngiang dan selalu menguatkanku di saat aku hampir terjatuh dalam keterpurukan.
Ibu…
Tanpamu aku bukanlah apa-apa. Beribu kisah telah terukir bersamamu dan terekam dalam album kenangan kecil yang menemaniku disini. Dari aku dalam kandungan hingga aku beranjak dewasa ini, Engkau selalu ada dalam hatiku. Engkau bersusah payah melahirkanku di saat orang masih terlelap dalam mimpi-mimpinya. Engkau menggendongku setiap hari dan memberiku makan saat aku lapar. Dengan begitu sabar Engkau menjagaku dan tak pernah mengeluh saat aku mengganggu tidurmu. Dan Engkau selalu tersenyum menemani bayi mungilmu ini. Penuh cinta dan kehangatan.
Ibu…
Engkaulah orang yang pertama kali mengenalkanku kepada dunia tentang arti kehidupan. Engkau mengajarkanku berjalan dan berbicara. Engkau selalu sabar mengajariku yang tak bisa -bisa juga. Engkau juga yang selalu mengajariku kebaikan dan kebenaran. Ibu, bukankah aku masih sering mengecewakanmu? Mungkin juga membuatmu terluka. Tapi, Engkau tak pernah marah dan membenciku. Engkau mengingatkanku dengan halus dan penuh kasih sayang. Aku merasa kesalahanku mengecewakanmu dan menyakitimu, tapi engkau tak pernah mengeluh.
Ibu…
Engkau selalu mengajarkanku untuk menjadi wanita yang kuat dan mampu bertahan dalam badai. Bahkan kalau bisa sebagai wanita aku tak boleh lemah. Aku harus bisa menyelesaikan masalahku sendiri. Bukankah itu yang Engkau ajarkan ibu?
Ibu…
Begitu banyak cerita yang terukir bersamamu dalam suka maupun duka. Tapi sudah hampir dua tahun kita tak mengukir cerita bersama. Sekarang kita berada di dunia yang berbeda. Terpisah antara jarak yang tak bisa ditembus oleh waktu. Dan aku berjalan sendiri tanpamu.
Ibu…
Aku merindukan cintamu, kasihmu dan pelukan hangatmu. Tapi, saat ini aku tak bisa merasakannya karena kita sudah berada di tempat berbeda. Aku hanya bisa memandangmu dalam album-album kenangan di kamarku. Mengingatmu bersama masa laluku, membuatku begitu merindukanmu.
Ibu…
Aku menulis surat ini hanya untukmu tapi tak ada tukang pos yang bisa menyampaikannya padamu. Tapi aku yakin Engkau pasti sudah menerima surat dari Tuhan di surga sana. Dan Engkau pasti tahu bahwa aku mencintaimu,,
 Tak ada kata lagi yang bisa terucapkan kepadamu. Karena waktu telah memisahkan kita dalam ruang kehidupan yang berbeda. Namun tak akan ada yang memisahkan cinta seorang anak kepada ibunya. Aku akan tetap mencintaimu dengan setulus hatiku. Meskipun aku tahu begitu besar cintaku  dan sayangku pada Ibu, tapi sebesar apapun aku  tak kan pernah bisa mengalahkan besarnya cintamu kepadaku. Disini aku hanya mampu berharap Engkau bahagia di surga sana. Tersenyum senang melihat anakmu ini. Bagaimanapun aku tak ingin membuatmu menangis. Ibu... SEMOGA ENGKAU BAHAGIA DI SANA
Lewat tulisan aku sampaikan apa yang aku rasakan dan lewat do’a kepada ALLAH aku sampaikan rinduku kepadamu Ibu...Satu kata yang belum pernah bisa kusampaikan padamu hingga akhir waktumu  “ Terimakasih untuk semua Cintamu”...

With Full of Love

Gadis kecil yang beranjak dewasa











2 comments:

  1. 2 bulan tulisan ini tanpa kabar....gimana kabar antalogi WR ya?

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete