Thursday, April 18, 2013

DREAM OF LOVE PROLOG


Karya original
Author : Owner of RED'S GALLERY

THE AUTHOR's GREETING

" Teruntuk para pembaca setia Red's Gallery jangan lupa tinggalkan Comment kalian di bawah postingan yaa"
Kali ini akan ada postingan cerita yang akan diupload per-part di blog ini. Cerita ini aku beri judul Dream of Love. Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya imajinasi sang penulis. Apabila ada kesamaan nama dan kisah mohon jangan tersinggung, karena itu semua bukan karena disengaja. 
Ngomong-ngomong tentang cerita yang berupa karya dalam bentuk novel  pertama yang aku publish. (sebenarnya sih novel dengan kurang lebih 16-20 part, tapi aku publish per part ya, lagi proses pembuatan nih). Menyadari banyak kekurangan dariku, memang karya ini tidak sempurna mohon dimaklumi. Ini adalah salah satu caraku mewujudkan mimpi untuk menjadi penulis yang baik. Silakan beri kritik dan saran kalian, Insyaalah saya akan menerima dengan ikhlas. Dan nantinya membuatku lebih baik ke depan.okee guys...^_^
Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan manusia yang selalu memimpikan hadirnya cinta. Cinta seperti apa yang mereka impikan bisa dilihat dari kisah para tokoh. Ada seorang tokoh yang berbicara bahwa terkadang  ketika kita terlalu obsesi akan cinta terlalu besar dan indah, justru arti cinta yang sebenarnya akan hilang, lenyap. Dan hidup akan menjadi hampa, hanya dengan obsesi tanpa cinta. 


PROLOG

Pagi datang menyapa. Mataharipun perlahan  menampakkan wajahnya dari balik awan. Cahayanya yang masih samar-samar mulai masuk menerobos jendela, menyinari sudut-sudut ruangan sempit yang penuh dengan tebaran kertas dimana-mana. Nampak di suatu sudut seorang gadis duduk terpekur memegang tumpukan kertas dengan sebuah pensil di tangan.  Tatapan matanya hanya tertuju pada selembar kertas di depannya. Namun, kemudian matanya terbelalak saat melihat sebuah sketsa yang ada dalam lembaran kertasnya. Ia pun langsung meremas-remas kertas tersebut dan melemparnya jauh-jauh.
Gadis itu meletakkan semua kertas yang dipegang. Ia menelangkupkan kedua tangannya ke dalam wajahnya. Tenggelam  dalam  kesunyian dan kehampaan. Ia tak pernah mengerti apa yang sedang dilakukan pada selembar kertas itu. Semuanya menggelapkan pikirannya. Menenggelamkan pikirannya dalam hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. tapi semua itu berhasil menusuk relung hatinya. Begitu menyakitkan, menyayat serpihan-serpihan hati, meyisakan kepingan air mata. Ia tak pernah percaya jika rasa itu hadir untuk hatinya.

No comments:

Post a Comment