Friday, June 14, 2013

Sinchan School- Sampah Indah dan Chantique

  1. JUDUL

Sinchan School : Pembelajaran Pengolahan Sampah Plastik menjadi Sampah yang Indah sebagai keahlian khusus bagi masyarakat di Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir

  1. LATAR BELAKANG

 Plastik merupakan suatu polimer yang tidak berbau dan berwarna. Bahan dasar plastik itu sendiri adalah polietilena yang terdiri dari monomer-monomer etilena. Sebagai salah satu polimer sintesis, plastik muncul dalam berbagai jenis produk mulai dari kantong plastik, alat-alat rumah tangga, sampai komponen berteknologi tinggi seperti barang elektronik. Plastik menggantikan barang-barang dari logam, gelas, kertas, kayu dan kapas. Bahan ini lebih banyak digunakan karena memiliki sifat unggul yaitu ringan, transparan, tahan air, elastis, dan harganya murah. Sehingga manusia pun tidak bisa terlepas dari barang-barang berbahan baku plastik.
Penggunaan plastik berkembang luas sejak abad ke-20 dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60 kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80 kg/orang/tahun, sementara di India 2kg/orang/tahun. Sedangkan penggunaan plastik di Negara Indonesia melebihi 265 ribu ton/orang/tahun.
Hal penting yang tidak dapat dipungkiri adalah dampak negatif yang ditimbulkan plastik ternyata sebesar fungsinya juga. Diperlukan waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk membuat sampah plastik benar-benar terurai secara sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air.
Pengurangan volume sampah plastik biasanya dilakukan oleh masyarakat dengan cara membakarnya. Namun bukannya menyelesaikan masalah, cara ini justru menimbulkan masalah baru yang lebih kompleks. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan terutama jika proses pembakarannya tidak sempurna. Plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhitup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf, dan memicu depresi.
Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahun. Proses produksi yang sangat tidak menghemat energi. Akibat emisi gas rumah kaca oleh plastik, iklim di bumi ikut terpengaruh dan suhu bumi menjadi lebih tinggi.
Setiap tahun, sekitar 500 milyar sampai satu trilyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Apabila sampah-sampah ini dibentangkan maka dapat membungkus permukaan bumi setidaknya hingga sepuluh kali lipat. Supermarket ikut ambil peran dalam hal ini karena lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia.
Masalah penanganan sampah plastik menjadi pekerjaan rumah bagi setiap masyarakat. Perlu adanya solusi yang efisien untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang semakin bertambah. Jargon 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) sebenarnya merupakan cara-cara sederhana yang dapat diterapkan untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Reuse berarti menggunakan kembali produk-produk berbahan dasar plastik yang masih layak pakai. Reduce berarti mengurangi konsumsi produk dari plastik, misalnya mengganti kantong plastik dengan tas kain sebagai kantong belanjaan atau tidak menggunakan piring plastik dan menggantinya dengan piring kaca. Recycle berarti mendaur ulang produk dari plastik yang sudah tidak terpakai menjadi barang lain yang lebih bermanfaat. Cara terakhir (recycle), selain mengurangi jumlah sampah plastik, juga menambah nilai guna dan nilai jual kembali produk plastik tersebut.
Jika ditelaah lebih lanjut, recycle ternyata dapat ikut meningkatkan perekonomian masyarakat. Apalagi saat ini perekonomian masyarakat Indonesia masih sangat lemah. Salah satu kelompok masyarakat yang memerlukan peningkatan kesejahteraan adalah masyarakat yang tinggal di daerah TPA. Selama ini kebanyakan dari mereka hanya bekerja memunguti sampah dan hidup di lingkungan yang kurang bersih dan nyaman.
Melihat kenyataan ini, terdapat peluang untuk menghubungkan sampah plastik dan masyarakat daerah sekitar TPA dengan program “Sinchan School” (Sampah Indah dan Chantique). Sesuai namanya, Sinchan merupakan aneka produk handmade yang berbahan dasar sampah plastik. Secara teknis, masyarakat akan diberi pelatihan terlebih dahulu bagaimana mengolah sampah plastik yang sudah tidak terpakai lagi menjadi barang-barang bermanfaat yang bernilai jual lebih tinggi.
Selain meningkatkan perekonomian, pemilihan mayarakat sekitar TPA sebagai target program ini memiliki tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu sebagai ajang pelatihan jiwa kewirausahaan. Jumlah entrepreneur di Indonesia hanya 0,18 persen dari total penduduk Indonesia. Padahal untuk memajukan sebuah negara minimal dua persen dari penduduk negara tersebut harus berprofesi sebagai wirausahawan. Dengan adanya program sinchan school di daerah TPA akan menambah keterampilan dan jiwa kewirausahaan masyarakat sekitar.

  1. PERUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang diselesaikan melalui program ini:
1.      Pada saat ini sampah plastik mulai banyak menumpuk dan itu akan semakin mencemari lingkungan. Namun dengan adanya program ini, kuantitas limbah plastik akan berkurang.
2.      Pada umumnya masyarakat  masih belum bisa mendapatkan pekerjaan yang layak selain memungut sampah. Maka dari itu melalui program ini, masyarakat akan bisa lebih maju dan mendapatkan penghasilan lebih dari sebelumnya.
3.      Seperti yang diketahui bahwa jumlah entrepreneurship di Indonesia hanya berkisar 0.18%, sedangkan untuk menjadi negara maju seharusnya jumlah entrepreneur minimal 2% dari jumlah penduduk. Dengan program ini, diharapkan anak panti asuhan akan memiliki jiwa seorang wirausahawan yang berani mengambil resiko, inovatif, pantang menyerah dan mampu menyiasati peluang yang ada hingga mencapai target 2% penduduk Indonesia adalah pengusaha.

  1. TUJUAN PROGRAM

Tujuan kegiatan PKMM ini adalah untuk meningkatkan kemampuan entrepreneurship bagi masyarakat lingkungan TPA dengan memanfaatkan limbah plastik yang tidak dipakai lagi dengan merubahnya menjadi barang yang lebih berharga dan bermanfaat di kalangan masyarakat. Dengan adanya program ini diharapkan masyarakat akan bisa lebih mengembangkan usaha dan kreativitasnya hingga bisa meningkatkan jumlah entrepreneurship di Indonesia mencapai>2%.

  1. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang terkait dengan tujuan pelaksanaan program ini diharapkan semangat entrepreneurship akan terus ditanamkan di lingkungan masyarakaat untuk mencetak jiwa-jiwa entrepreneur. Terkait dengan bahan dasar dari produk Sinchan yang berasal dari plastik, diharapkan pula anak-anak panti asuhan akan menjadi pribadi yang lebih peduli dengan lingkungan hidup. Karena dengan mengolah sampah plastik menjadi barang yang lebih bermanfaat, berarti masyarakat tersebut telah ikut menyelamatkan bumi dari ancaman sampah plastik yang terus menggunung dan bisa membuat lingkungan tempat tinggalnya menjadi lebih nyaman.

  1. KEGUNAAN PROGRAM

Kegunaaan program ini adalah:
            1.      Memberikan solusi alternatif untuk mengurangi dampak berbahaya yang ditimbulkan dari limbah plastik.
            2.      Memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan semangat entrepreneurship pada masyarakat sekitar.
            3.      Mendukung terwujudnya Sumber Daya Manusia Indonesia yang mampu bersaing di era globalisasi ini.
            4.      Membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan manusia.

  1. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Jawa Timur merupakan salah satu propinsi yang memliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi di Indonesia. Ibukota Jawa Timur sendiri, Surabaya, menjadi salah satu kota terpadat di Indonesia. Kepadatan penduduk itu memunculkan adanya masalah-masalah sosial masyarakat yang beraneka ragam dan belum ditemukan solusi yang tepat. Salah satunya adalah kualitas sumber daya manusia yang berdampak pada perekonomian Indonesia.
 Berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,12 juta orang. Jumlah ini menurun 470 ribu orang dibandingkan Februari 2010 yang sebanyak 8,59 juta orang.(detik finance,2011)
 Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2010 sebesar 31,02 juta orang (13,33 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang berjumlah 32,53 juta (14,15 persen), berarti jumlah penduduk miskin berkurang 1,51 juta jiwa. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun lebih besar daripada daerah perdesaan. Selama periode Maret 2009-Maret 2010, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,81 juta orang, sementara di daerah perdesaan berkurang 0,69 juta orang (Tabel 2). Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah dari Maret 2009 ke Maret 2010. Pada Maret 2009, sebagian besar (63,38 persen) penduduk miskin berada di daerah perdesaan begitu juga pada Maret 2010, yaitu sebesar 64,23 persen.(www.bps.go.id)

No comments:

Post a Comment